Resensi Novel Pudarnya Pesona Cleopatra
Bukan Kulit Yang Lembut Tapi Hati
Judul
Buku : Pudarnya Pesona Cleopatra
Penulis : Habiburrahman Al Shirazy
Penerbit : Basmala Press, Semarang Indonesia
Tahun
Terbit : 2004
Tebal
: 172 Halaman
Banyak orang percaya kekuatan cinta dapat mengubah kehidupan
manusia. Dapat mengubah seseorang yang tadinya pemurung jadi pengembira,
mengubah pemalas menjadi rajin, bahkan cinta bisa membuat orang menjadi benci. Itu
juga yang digambarkan Habiburrahman El Shirazy dalam novelnya berjudul Pudarnya
Pesona Cleopatra. Ketika cinta yang tidak pernah dirasakan kepada seorang
wanita shaleha, namun dengan berjalanya waktu akhirnya rasa cinta itu
menyelinap didalam hatinya. Tapi apa daya ketika merasakan cinta yang timbul
dalam hati tersebut tidak bisa di ungkapkan karena wanita tersebut telah tiada.
Adalah “Aku” seorang anak merelakan impiannya demi bakti
kepada orang tua yang dipaksa menikahi Raihana seorang wanita shaleha, ”aku”
digambarkan sebagai sosok laki-laki yang tergila-gila dengan citra gadis Mesir
titisan Cleopatra. Sementara Raihana gadis cantik, ramah, halus budi pekerti,
penyabar, berjilbab dan hapal Al-Qur’an.
Habiburrahman mencoba meramu konflik ideologi yang umunya
terjadi dirumahnya dengan segala cobaan, rintangan yang dihadapi dalam
mengharapkan tumbuhnya rasa cinta, dua insan yang berbeda latar belakang.
Sebagai seorang pemuda yang penuh dengan impian dan harapan yang sangat tinggi.
Keunggulan dari novel ini adalah kita dapat memahami,
mengerti, mengetahui arti cinta sesungguhnya, yaitu tidak melihat luarnya saja
tapi lihatlah hatinya.Sayangnya di novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini kurang
menyajikan penggambaran yang bersifat naratif atau deskriptif. Gaya
penulisannya menjadikan konflik yang ada dalam Pudarnya Pesona Cleopatra ini
tergarap dengan baik.
Begitulah Resensi Novel Pudarnya Pesona Cleopatra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar